Penyakit busuk leher yang disebabkan bakteri Pyricularia oryzae
dan Xanthomonas oryzae menyerang tanaman padi di wilayah Kabupaten
Malang. Luas serangan masih dihitung, namun diyakini tak mengganggu
jadwal dan kuantitas panen. Penggunaan varietas padi berumur pendek,
namun rentan serangan penyakit ini diyakini menjadi penyebabnya.
"Itu bisa diatasi dengan penjarangan dan perbaikan aplikasi saat musim
tanam berikutnya," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemkab
Malang Purwanto, Rabu (29/2/2012) di Malang, Jawa Timur.
Ia menjelaskan, penyakit Pyricularia atau blas yang juga menyerang
tanaman padi di wilayah Kota Batu, menyebabkan leher tanaman membusuk
dan berakhir pada pengurangan produktivitas. Cirinya, muncul bercak
belah ketupat pada leher. Jika infeksi terjadi pada fase sebelum
pengisian bulir, maka bulir bisa kosong, jika menyerang malai (tangkai
daun), maka tanaman bisa terkulai.
"Kami sudah menerapkan upaya pertanian organik, sehingga penggunaan
pestisida dihindari lebih banyak. Saat muncul, langsung dilakukan
penjarangan agar tidak terjadi penularan. Saat ini kelompok-kelompok
tani masih melakukan upaya menemukan musuh hayati penyakit ini, seperti
yang telah dilakukan kelompok tani di Desa Kromengan, Kecamatan
Kromengan. Pada kasus penyakit lain bisa, namun pada kasus busuk leher
belum dilaporkan hasilnya," tutur Purwanto.
Menurut Purwanto, pihaknya belum menerima informasi mengenai besarnya
volume serangan. "Laporan dari para penyuluh hama yang merupakan organ
Dinas Pertanian Pemprov Jawa Timur disampaikan kepada atasannya di
Surabaya. Tidak dilaporkan pada kami," katanya.
Namun demikian, kata dia, serangan tidak dalam luas yang signifikan,
dari total luas penanaman 46.000 ha di Kabupaten Malang. Di Kota Batu,
dari 2.500 ha lahan, hanya terjadi serangan sebanyak 15 ha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar